Jurnal Refleksi dan Artefak Pembelajaran Berdiferensiasi-Seminar PPG
Jurnal Refleksi dan Artefak Pembelajaran Berdiferensiasi
Tulisan ini berisi hasil refleksi belajar pada mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi. Di dalamnya memuat empat tahap, antara lain: review pengalaman belajar, refleksi pengalaman belajar yang dipilih, analisis artefak pembelajaran dan pembelajaran bermakna (good practices). Selain itu, terdapat bukti artefak yang akan membantu mendukung hasil refleksi tersebut. Berikut ini merupakan hasil dari jurnal refleksi pada mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi.
1. Review Pengalaman Belajar
Dari mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi saya belajar mengenai memahami bahwa sejatinya setiap peserta didik berbeda-beda baik itu karakteristik, kebutuhan atau pun kemampuan belajar, sehingga guru perlu untuk memfasilitasinya melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dilatarbelakangi oleh 4 teori yaitu: teori Sistem Ekologi, teori Multiple Intelligences, Teori Zone of Proximal Development (ZPD), dan Learning Modalities. Menurut Tomlinson (2001) pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan serta dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. Adapun ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi, antara lain: berfokus pada kompetensi pembelajaran, evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodir dalam kurikulum, pengelompokkan peserta didik dilakukan secara fleksibel, dan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif.
Guru perlu memetakan kebutuhan belajar peserta didik, yang mana menurut Tomlinson (2001), ada tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu: kesiapan belajar peserta didik (readiness), minat peserta didik, dan profil belajar peserta didik. Setiap pembelajaran memiliki kelebihan serta tantangan tersendiri, begitupun dengan pembelajaran berdiferensiasi. Kelebihan dari pembelajaran berdiferensiasi, antara lain: memenuhi kebutuhan peserta didik, memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik, meningkatkan motivasi peserta didik, peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas, peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan, peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya, dan meningkatkan prestasi peserta didik. Adapun tantangan dari pembelajaran berdiferensiasi diantaranya: persiapan yang memakan waktu, guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yang banyak, terbatasnya waktu di kelas, guru harus memiliki management skills yang baik, kurangnya bahan pembelajaran, dan kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi.
Sementara itu, dalam pembelajaran berdiferensiasi terdapat 4 (empat) aspek, yaitu: konten/isi, proses, produk, dan lingkungan belajar. Untuk melakukan pembelajaran diperlukan strategi pengajaran, menurut Suprayogi (2022) strategi pengajaran diartikan sebagai teknik, metode, atau perencanaan edukasional mengenai kegiatan atau interaksi kelas agar pembelajaran dapat efektif dan dapat mencapai target pembelajaran yang disiapkan pengajar sebelum mengajar. Adapun strategi pengajaran pembelajaran berdiferensiasi antara lain: strategi pengajaran langsung (direct instruction), strategi pengajaran tak langsung (indirect instruction), strategi pengajaran interaktif (interactive learning), strategi pengajaran mandiri (self-learning), dan strategi pengajaran melalui pengalaman (experimental). Untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi diperlukan langkah awal yaitu merancang dan menyusun RPP. Kemudian RPP berdiferensiasi yang telah dirancang dan disusun tersebut diimplementasikan di kelas. Setelah itu, diperlukan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan mengajar yang telah dilakukan juga terhadap RPP yang telah dibuat untuk melihat seberapa sesuai dengan ketentuan dari pembelajaran berdiferensiasi. Terdapat beberapa aspek dalam melakukan evaluasi pembelajaran, antara lain: (1) profil peserta didik meliputi kemampuan belajar, minat belajar, kesiapan belajar, dan modalitas belajar, (2) diferensiasi konten meliputi sumber informasi dan jumlah konten pembelajaran, (3) diferensiasi proses meliputi penugasan/instruksi, strategi pembelajaran, pengelompokkan, aktivitas pembelajaran, (4) diferensiasi produk meliputi pilihan produk akhir dan penilaian, serta (5) diferensiasi lingkungan belajar meliputi tata letak meja dan kursi, pencahayaan, dan suhu ruangan.
2. Refleksi Pengalaman Belajar yang di Pilih
Topik yang dipilih yaitu aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi. Pada topik ini menjelaskan terdapat beberapa aspek-aspek yang dapat guru pilih dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Keempat aspek tersebut antara lain: (1) diferensiasi konten, pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, guru melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan materi dalam proses pembelajaran. Sehingga guru perlu untuk mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik agar dapat melakukan penyesuaian dalam proses pembelajaran. (2) diferensiasi proses, pada aspek proses peserta didik mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru serta mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik, sehingga guru harus mengetahui kesiapan belajar peserta didik secara mandiri ataupun kelompok agar dapat memberikan bantuan belajar kepada peserta didik. (3) diferensiasi produk, pada aspek produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik, meskipun tugas serta penilaian untuk masing-masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. (4) lingkungan belajar, pada aspek lingkungan belajar kondisi kelas berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas, guru dapat mengoptimalkan kondisi kelas baik secara fisik maupun psikologis sebab dapat membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun berkelompok serti memberi tugas kelomoik diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing serta menciptakan ruang kelas yang tenang.
Untuk mempelajari topik-topik pada mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional yaitu dengan menggunakan alur MERDEKA meliputi: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata. Adapun strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut adalah dengan berkolaborasi dengan teman, membaca jurnal, dan mencari sumber dari internet.
3. Analisis Artefak Pembelajaran
Artefak yang dicantumkan berupa peta konsep yang menjelaskan mengenai aspek pembelajaran berdiferensiasi yang dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran. Berikut ini artefak yang dimaksud:
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat aspek yang dapat dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, antara lain: (1) konten/isi, pada aspek konten guru menyampaikan materi dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan kemampuan belajarnya. Misalnya guru menyampaikan materi tentang cerpen, namun disesuaikan dengan hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik dalam materi tersebut. (2) proses, pada aspek proses guru menyampaikan materi menyesuaikan kesiapan belajar peserta didik serta memberikan bantuan belajar dalam proses pembelajaran. Misalnya guru mengelompokkan peserta didik sesuai minat peserta didik, maka proses pembelajaran yang dilakukan mengacu pada minat peserta didik. (3) produk, pada aspek produk guru membuat beragam tugas dan penilaian berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik namun tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. Mislanya peserta diidk membuat produk tentang siklus air berdasarkan gaya belajarnya masing-masing. (4) lingkungan belajar, pada aspek ini lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis, yang mana dapat membantu peserta didik untuk belajar. Misalnya guru mengendalikan kelas agar tetap kondusif selama pembelajaran dengan menciptakan ruang kelas tenang.
4. Pembelajaran Bermakna (good practices)
Setelah mempelajari materi pada topik-topik Pembelajaran Berdiferensiasi, saya menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Sebagai seorang guru sudah seharusnya untuk dapat memfasilitasi setiap kebutuhan belajar peserta didiknya, salah satunya dapat disiasati dengan pembelajaran berdiferensiasi. Melalui pembelajaran berdiferensiasi guru dapat memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didiknya sehingga peserta didik dapat belajar dengan optimal. Pembelajaran berdiferensiasi belum terbiasa dilakukan di kelas sehingga dapat menjadi alternatif untuk dibiasakan diterapkan di kelas supaya dapat mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik. Karena melalui pembelajaran berdiferensiasi membantu peserta didik belajar untuk memahami materi pelajaran dengan baik karena sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
Komentar
Posting Komentar