Jurnal Refleksi dan Artefak Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II-Seminar PPG
Jurnal Refleksi dan Artefak Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II
Tulisan ini berisi hasil refleksi belajar pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II. Di dalamnya memuat empat tahap, antara lain: review pengalaman belajar, refleksi pengalaman belajar yang dipilih, analisis artefak pembelajaran dan pembelajaran bermakna (good practices). Selain itu, terdapat bukti artefak yang akan membantu mendukung hasil refleksi tersebut. Berikut ini merupakan hasil dari jurnal refleksi pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II.
1. Review Pengalaman Belajar
Dari mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II saya belajar mengenai pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif. Pendekatan tersebut yaitu Teaching at The Right Level (TaRL) dan Culturally Responsive Teaching (CRT). Dalam proses pembelajaran, terkadang peserta didik mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kemampuan, karakteristik, potensi yang berbeda, serta respon yang diterima oleh peserta didik seperti cepat dan lambat dalam menerima penjelasan materi dari guru. Kemampuan peserta didik yang belum sesuai capaian pembelajaran dapat diakibatkan oleh tingkatan atau level yang tidak sesuai/tidak tepat. Sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dengan penerapan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL). Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) dirumuskan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik, tidak mengacu pada tingkatan kelas. Penerapan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara lain: (1) asesmen yang dilakukan pada awal (asesmen diagnostik), dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik, (2) perencanaan, guru menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai berdasarkan hasil asesmen, (3) pembelajaran, guru melakukan asesmen berkala untuk mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Salah satu penerapan pendekatan Teaching at The Right Level adalah asesmen diagnostik karena asesmen diagnostik merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta penyebabnya. Hasil dari asesmen tersebut, dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan (intervensi) yang tepat serta sesuai dengan kelemahan peserta didik.
Sementara itu, pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) dipandang sebagai pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya persamaan hak setiap peserta didik untuk mendapatkan pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya peserta didik. Melalui pendekatan pembelajaran CRT dapat membuat peserta didik memahami budayanya sendiri serta menghargai budaya orang lain. Adapun Abdullah Aly (2011:88) menyatakan bahwa pendekatan Culturally Responsive Teaching merupakan suatu cara bagaimana menerapkan pendidikan multikultural di dalam kelas. Pendidikan multikultural penting diajarkan di sekolah dasar sebab dapat memperkenalkan mengenai nilai-nilai budaya antar etnis, harmoni dalam beragama, dan mempromosikan toleransi pada peserta didik di lingkungannya. Selain itu, pendidikan multikultural akan membantu peserta didik untuk mengerti, menerima, serta menghargai orang dari suku, budaya, dan nilai berbeda.
2. Refleksi Pengalaman Belajar yang di Pilih
Topik yang dipilih yaitu menyusun perencanaan pembelajaran dan asesmen yang efektif II dengan pendekatan Teaching at The Right Level di sekolah dasar. Pendekatan Teaching at The Right Level dirumuskan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik, tidak mengacu pada tingkatan kelas. Pembelajaran dengan pendekatan ini dibuat disesuaikan dengan capaian tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan, maka guru melakukan upaya untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru perlu untuk menyusun perencanaan pembelajaran. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta penyebabnya. Hasil dari asesmen diagnostik tersebut digunakan oleh guru untuk menyusun perencanaan pembelajaran. Sehingga pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik.. Penerapan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara lain: (1) asesmen yang dilakukan pada awal (asesmen diagnostik), dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik, (2) perencanaan, guru menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai berdasarkan hasil asesmen, (3) pembelajaran, guru melakukan asesmen berkala untuk mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada peserta didik.
Untuk mempelajari topik-topik pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II yaitu dengan menggunakan alur MERDEKA meliputi: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata. Adapun strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut adalah dengan berkolaborasi dengan teman, membaca jurnal, dan mencari sumber dari internet.
3. Analisis Artefak Pembelajaran
Artefak yang dicantumkan berupa LK hasil refleksi Teaching at The Right Level (TaRL). Berikut ini artefak yang dimaksud pada link di bawah:
LK Hasil Refleksi Teaching at The Right Level
Refleksi penyusunan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level diantaranya: (1) refleksi mempersiapkan perencanaan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran (2) keterlibatan dalam mempersiapkan asesmen awal yang diberikan kepada peserta didik, (3) perspektif tentang hasil asesmen yang telah ddapatkan di awal dapat digunakan dalam menyusun asesmen formatif sesuai dengan fase capaian belajar peserta didik di kelasnya, (4) pemahaman dalam melakukan pembelajaran berdasarkan pada asesmen formatif, pembelajaran disesuaikan dengan fase capaian belajar mayoritas, (5) keterlibatan dalam melaksanakan asesmen formatif sebagai acuan dalam membagi kelompok menurut capaian belajar yang mereka dapatkan pembelajaran dari guru dengan materi yang sama sesuai dengan fase capaian belajarnya. Untuk peserta didik yang membutuhkan pengayaan atau tantangan lebih. Adapun analisa perencanaan pembelajaran TaRL pada penyusunan perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru pamong diperoleh hasil secara keseluruhan komponen perencanaan pembelajaran lengkap dan cukup sesuai dengan pendekatan TaRL. Sementara itu, terdapat empat kekuatan dan hal yang perlu ditingkatkan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran antara lain: capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, asesmen diagnostik, modul ajar, dan asesmen.
4. Pembelajaran Bermakna (good practices)
Setelah mempelajari materi pada topik-topik Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II, saya menyadari bahwa sebagai seorang guru perlu untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya supaya peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Melalui pendekatan Teaching at The Right Level peserta didik dapat belajar sesuai tingkat kemampuannya. Selain itu, dalam proses pembelajaran setiap peserta didik berhak untuk mendapatkan haknya dalam belajar tanpa adanya perbedaan latar belakang, sehingga dapat disiasati dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Pembelajaran yang digabungkan dengan budaya dapat membantu peserta didik dalam mengenal dan menghargai budaya baik budayanya sendiri maupun budaya orang lain.
Komentar
Posting Komentar