Jurnal Refleksi dan Artefak Praktik Pengalaman Lapangan II-Seminar PPG

Tulisan ini berisi hasil refleksi belajar pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan II. Di dalamnya memuat empat tahap, antara lain: review pengalaman belajar, refleksi pengalaman belajar yang dipilih, analisis artefak pembelajaran dan pembelajaran bermakna (good practices). Selain itu, terdapat bukti artefak yang akan membantu mendukung hasil refleksi tersebut. Berikut ini merupakan hasil dari jurnal refleksi pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan II.

1. Review Pengalaman Belajar

       Dari mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan II saya belajar mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sekolah. Sekolah mitra yang menjadi tempat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan II masih sama dengan sekolah mitra yang menjadi tempat melakukan PPL I yaitu SDN 031 Pelesiran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat Praktik Pengalaman Lapangan II antara lain: observasi, praktik pembelajaran terbimbing, dan praktik pembelajaran mandiri. Kegiatan observasi dilakukan di awal sebagai bentuk pengenalan terhadap lingkungan sekolah agar memiliki pemahaman yang utuh tentang lingkungan akademik dan non akademik di sekolah tempat PPL II. Namun karena tempat PPL masih sama, sehingga hanya mengobservasi kelas karena adanya perubahan kelas dari sebelumnya ketika PPL I.

        Selanjutnya kegiatan praktik pembelajaran terbimbing, kegiatan ini dilaksanakan satu siklus dengan pendampingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan. Praktik pembelajaran terbimbing dilakukan dengan menggunakan format lesson study dengan siklus Plan, Do&See, Refleksi & tindak lanjut seperti pada kegiatan PPL I. Saya melakukan praktik pembelajaran terbimbing di kelas V, terdapat perubahan dari yang sebelumnya mengajar di kelas VI. Seperti di PPL I sebelum melakukan praktik mengajar terbimbing, saya terlebih dahulu membuat perangkat ajar (plan). Perangkat ajar tersebut kemudian dikonsultasikan kepada guru pamong untuk ditelaah terlebih dahulu. Apabila perangkat ajar sudah sesuai, maka dapat langsung melaksanakan praktik mengajar di kelas. Akan tetapi, apabila terdapat perbaikan maka harus diperbaiki terlebih dahulu, kemudian melakukan praktik mengajar di kelas (do/see). Setiap kali setelah selesai praktik mengajar, dilakukan kegiatan refleksi dari kegiatan praktik mengajar tersebut bersama dengan guru pamong dan rekan sejawat. Dari hasil refleksi tersebut kemudian akan ditindak lanjuti pada praktik mengajar selanjutnya (refleksi dan tindak lanjut). Hasil dari pelaksanaan siklus pembelajaran terbimbing ini digunakan untuk mengembangkan siklus pembelajaran pada praktik pembelajaran mandiri.

     Sementara itu, pada praktik pembelajaran mandiri saya mengajar secara mandiri sebanyak lima siklus. Pada saat praktik mengajar mandiri, Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan sewaktu-waktu masuk kelas untuk melihat praktik pembelajaran yang dilakukan. Sama seperti praktik pembelajaran terbimbing, pada praktik pembelajaran mandiri menggunakan format lesson study dengan siklus Plan, Do&See, Refleksi & tindak lanjut. Pada saat praktik pembelajaran mandiri diamati oleh teman sejawat, kemudian dilanjutkan diskusi refleksi hingga ditemukan lesson learned. Ketika melakukan praktik pembelajaran mandiri dalam lima siklus, saya mengambil siklus pembelajaran untuk digunakan sebagai PTK Kolaboratif yaitu dari mulai siklus tiga sampai lima, karena untuk PTK Kolaboratif ini dilakukan selama tiga siklus. Dalam kegiatan refleksi pada praktik pembelajaran mandiri difokukan pada upaya menemukan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan PTK Kolaboratif pada siklus tiga, serta upaya perbaikan pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus empat. Demikian seterusnya, hingga diperoleh hasil yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan hasilnya berakhir pada siklus lima karena sudah mencapai target. 

      Selain kegiatan mengajar di kelas, pada PPL II ini terdapat berbagai kegiatan non mengajar di kelas seperti kegiatan literasi, mengantar dan membimbing peserta didik lomba, kegiatan upacara, dan kegiatan pesantren kilat. Dari berbagai kegiatan non mengajar tersebut terdapat banyak pengalaman dan ilmu yang didapatkan sehingga dapat menjadi bekal untuk diri sendiri.

2. Refleksi Pengalaman Belajar yang di Pilih

        Topik yang dipilih yaitu praktik pembelajaran mandiri. Hal ini dikarenakan pada praktik pembelajaran mandiri terdapat PTK Kolaboratif. Yang mana hal tersebut merupakan hal yang baru bagi diri saya. Saya banyak belajar pada saat merancang, menyusun, melaksanakan sampai pada merefleksikan PTK Kolaboratif tersebut. Guru dapat melakukan penelitian untuk memperbaiki kualitas dan hasil pembelajaran di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut dikarenakan pada saat di kelas terdapat permasalahan yang perlu untuk diperbaiki. Salah satunya yaitu hasil belajar peserta didik yang kurang akibat peserta didik kurang memahami materi yang diajarkan karena bersifat abstrak serta tidak adanya penggunaan media pembelajaran pada materi IPA siklus air. Sejalan dengan hal tersebut, saya pun mengambil permasalahan tersebut untuk dikembangkan dalam PTK.  PTK yang saya lakukan yaitu PTK Kolaboratif dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan. Selama melakukan PTKK yang dilaksanakan dalam tiga siklus dimulai pada siklus ketiga sampai siklus kelima diperoleh peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi IPA mengenai siklus air dengan menggunakan media Pop Up. Adanya media Pop Up tersebut berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas yang berdampak pada hasil belajar peserta didik. Peserta didik pun lebih mudah memahami materi siklus air dengan bantuan media Pop Up.

        Untuk mempelajari topik-topik pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan II yaitu dengan menggunakan alur MERDEKA meliputi: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata. Adapun strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut adalah dengan berkolaborasi dengan teman, membaca jurnal, dan mencari sumber dari internet.

3. Analisis Artefak Pembelajaran
        Artefak yang dicantumkan berupa salah satu video yang menampilkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas pada saat praktik pembelajaran mandiri serta foto-foto dari beberapa kegiatan non mengajar. Berikut ini artefak yang dimaksud:

 
           Gambar 1. Kegiatan Upacara                           Gambar 2. Kegiatan Literasi

Gambar 3. Mengantar dan membimbing Peserta Didik Lomba

Video praktik mengajar dapat diakses pada link berikut: Video Praktik Pembelajaran Mandiri

       Video tersebut menampilkan bagaimana proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas pada saat praktik pembelajaran mandiri yang didalamnya melakukan PTKK. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tersebut, sebelum memasuki kegiatan inti peserta didik melakukan tebak kata sebagai kegiatan pemanasan untuk menerima materi baru dan mengingat kembali materi yang sudah diajarkan. Pada kegiatan inti dapat disimak bahwa melalui media Pop Up tersebut peserta didik mampu aktif ke depan memperhatikan media Pop Up tersebut serta mampu memahami materi siklus air dengan bantuan media Pop Up tersebut. Dari video tersebut, terlihat peserta didik aktif berdiskusi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menyenangkan dan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Selain itu, adapula foto-foto dari beberapa kegiatan non mengajar yaitu kegiatan upacara, kegiatan literasi, dan kegiatan mengantar serta membimbing peserta didik lomba.

4. Pembelajaran Bermakna (good practices)
        Setelah mempelajari materi pada topik-topik Praktik Pengalaman Lapangan II, saya menyadari bahwa guru dapat melakukan perubahan dalam upaya memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar peserta didik dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Guru perlu memahami permasalahan yang terjadi di dalam kelas sehingga dapat merumuskan solusi apa yang akan dilakukan untuk mangatasi permasalahan tersebut. Dalam melakukan PTK guru perlu merencanakan terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan permasalahan yang ada, kemudian melaksanakannya sesuai apa yang telah direncanakan dan melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan untuk melihat kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang telah dilakukan untuk mengambil tindak lanjut sebagai bahan perbaikan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. Penelitian dilakukan sampai mencapai hasil yang diinginkan yaitu adanya peningkatan dari setiap siklusnya. Selain itu, dari kegiatan non mengajar pun banyak pengalaman dan ilmu yang didapatkan sebagai bekal untuk diterapkan di masa yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi dan Artefak Filosofi Pendidikan Indonesia-Seminar PPG

Jurnal Refleksi dan Artefak Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran-Seminar PPG

Jurnal Refleksi dan Artefak Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya-Seminar PPG