Jurnal Refleksi dan Artefak Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya-Seminar PPG
Jurnal Refleksi dan Artefak Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya-Seminar PPG
Tulisan ini berisi hasil refleksi belajar pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Di dalamnya memuat empat tahap, antara lain: review pengalaman belajar, refleksi pengalaman belajar yang dipilih, analisis artefak pembelajaran dan pembelajaran bermakna (good practices). Selain itu, terdapat bukti artefak yang akan membantu mendukung hasil refleksi tersebut. Berikut ini merupakan hasil dari jurnal refleksi pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya.
1. Review Pengalaman Belajar
Dari mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya saya belajar mengenai memahami peserta didik dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar peserta didik umumnya dipastikan oleh pemahaman peserta didik dalam belajar. Hasil dari belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Agar mendukung proses tersebut, pendidik harus mempelajari teori-teori tentang belajar. Sebab dengan mempelajari teori belajar, pendidik akan dapat lebih mudah dalam memahami hakikat belajar dan membuat kerangka dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Konsep belajar dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain: Behaviorism (behaviorisme), Social-Cognitivism (Sosial Kognitif), dan Constructivism (Konstruktivisme). Belajar menurut teori Behaviorisme dipandang sebagai proses interaksi antara stimulus (S) dan respon (R). Adapun belajar menurut teori Social-Cognitive yaitu mengakomodasi kemampuan kognitif manusia dalam berpikir dan belajar melalui pengamatan sosial. Faktor penting dalam proses belajar pada Social-Cognitive adalah perilaku, kognitif dan lingkungan, yang mana ketiga faktor tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Sementara itu, teori belajar Contructivism menyatakan bahwa pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Pengetahuan yang sudah ada sebagai hasil dari proses akan lebih berkembang ketika peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sosial budayanya. Melalui belajar diharapkan peserta didik memiliki pola pikir growth mindset.
Proses pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik agar peserta didik dapat belajar sesuai dengan tingkatan kemampuannya. Sebagai seorang pendidik perlu untuk mempelajari dan memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didiknya dari mulai perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional, perkembangan konteks sosial, dan perkembangan moral. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka dari itu sebagai pendidik harus senantiasa memahami karakteristik peserta didiknya melalui profiling peserta didik agar pendidik dapat menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didiknya supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motorik. Pemahaman pendidik mengenai karakteristik peserta didiknya mampu menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan asesmen yang tepat bagi peserta didik.
Setiap peserta didik merupakan individu yang unik, sebagai seorang pendidik sudah menjadi tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas masing-masing peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan strategi-strategi yang tepat untuk dapat mendorong para peserta didik mencapai kualitas yang terbaik. Adapun beberapa strategi yang dapat mendorong peserta didik mencapai kualitasnya antara lain melalui pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran yang responsif kultur, dan pengajaran sesuai level. Selain strategi, pendidik juga perlu untuk mengetahui pemahaman peserta didiknya dalam belajar, maka diperlukannya assessment. Dalam assessment terdapat dua fungsi, yaitu fungsi formatif dan sumatif. Fungsi formatif untuk memberikan umpan balik dalam memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan remedial bagi peserta didik. Adapun fungsi sumatif untuk menentukan nilai belajar peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga dijadikan bahan laporan untuk menentukan lulus atau tidaknya peserta didik. Salah satu tujuan assessment adalah untuk memantau perkembangan proses pembelajaran peserta didik. Terdapat beberapa jenis assessment yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, yaitu performance assessment, penilaian portofolio dan penilaian proyek, serta product assessment dan self assessment. Karakteristik peserta didik, strategi dan assessment tersebut dapat menjadi satu kesatuan di dalam RPP. Merancang dan menyusun RPP penting bagi pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan terarah. Dengan demikian dapat membuat pembelajaran menjadi optimal dengan langkah-langkah pembelajaran yang jelas.
2. Refleksi Pengalaman Belajar yang di Pilih
Topik yang dipilih yaitu assessment, hal tersebut karena keberhasilan belajar peserta didik umumnya dipastikan oleh pemahaman peserta didik dalam belajar. Untuk mengukur pemahaman peserta didik dalam belajar maka dilakukan assessment. Assessment atau disebut juga penilaian adalah suatu proses dalam memperoleh informasi tentang hasil pembelajaran peserta didik dan capaian kompetensi dari peserta didik. Assessment berkaitan erat dengan evaluasi. Evaluasi sendiri suatu metode yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik. Dengan demikian, assessment dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar peserta didik. Assessment memiliki dua fungsi, diantaranya: fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif untuk memberikan umpan balik dalam memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan remedial bagi peserta didik. Adapun fungsi sumatif untuk menentukan nilai belajar peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga dijadikan bahan laporan untuk menentukan lulus atau tidaknya peserta didik. Adanya assessment bertujuan untuk memantau perkembangan proses pembelajaran peserta didik serta mengecek pemenuhan terhadap capaian pembelajaran dan memberikan nilai atas proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Sementara itu, assessment memiliki berbagai jenis, diantaranya: Performance Assessment, Penilaian Portofolio dan Penilaian Proyek, Product Assessment dan Self Assessment.
Untuk mempelajari topik-topik pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya yaitu dengan menggunakan alur MERDEKA meliputi: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata. Adapun strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut adalah dengan berkolaborasi dengan teman, membaca jurnal, dan mencari sumber dari internet.
3. Analisis Artefak Pembelajaran
Artefak yang dicantumkan berupa peta konsep yang menjelaskan mengenai asessment serta kaitannya dengan mata kuliah yang lain. Berikut ini artefak yang dimaksud:
Assessment dipandang sebagai suatu proses dalam memperoleh informasi tentang hasil pembelajaran peserta didik dan capaian kompetensi dari peserta didik. Assessment sangat penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terhadap peserta didik. Hal tersebut dikarenakan assessment memiliki dua fungsi, yaitu: fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif untuk memberikan umpan balik dalam memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan remedial bagi peserta didik. Adapun fungsi sumatif untuk menentukan nilai belajar peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga dijadikan bahan laporan untuk menentukan lulus atau tidaknya peserta didik. Sementara itu, assessment bertujuan untuk memantau perkembangan proses pembelajaran peserta didik serta mengecek pemenuhan terhadap capaian pembelajaran dan memberikan nilai atas proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Assesment memiliki berbagai jenis, antara lain: performance assessment, penilaian portofolio dan penilaian proyek, serta product assessment dan self assessment. Topik ini berkaitan dengan mata kuliah yang lain, seperti prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif I di SD, praktik pengalaman lapangan I, serta perancang dan pengembangan kurikulum. Dengan demikian, materi yang dipelajari pada topik ini dapat diterapkan untuk pembelajaran di kelas.
4. Pembelajaran Bermakna (good practices)
Setelah mempelajari materi pada topik-topik Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya, saya menyadari bahwa kemampuan saya dalam memahami peserta didik terutama pada saat belajar masih belum optimal. Namun, setelah mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya membuat saya sadar dan belajar untuk memahami karakteristik peserta didik yang berbeda-beda terutama dalam belajar. Oleh karena itu, perlu untuk melakukan profiling peserta didik agar dapat mengetahui karakteristik setiap peserta didik, karena melalui hal tersebut dapat membantu guru dalam menyusun rancangan pembelajaran yang sesuai agar dapat berjalan dengan efektif.
Komentar
Posting Komentar